Kamis, 26 Januari 2012

BENUA


PEDAHULUAN
Benua (continent), merupakan suatu unit kontinyu dari massa tanah terluas di Bumi.

Ilmuwan percaya bahwa benua terbentuk dari aliran lava ke permukaan bumi dari inti bumi yang cair. Pada permukaan, lava akan membeku membentuk kulit (crust), yang kemudian hancur menjadi sedimen sebagai akibat adanya proses pelapukan. Pembentukan kulit (crust), proses pelapukan, dan pembentukan kulit kembali secara terus menerus, mempengaruhi kenaikan gas dari dalam perut bumi. Proses yang berlangsung secara terus menerus tersebut membentuk suatu plato dan akhirnya menjadi benua, dimana sekarang menempati 30 persen dari permukaan bumi.
GEOGRAFI BENUA
Benua berbeda dengan pulau atau peninsula, bukan hanya lebih luas, tetapi benua juga terdiri atas struktur geologi dan perkembangannya. Berdasarkan urutan ukurannya, benua dibedakan:
1. Eurasia (Eropa dan Asia)
2. Afrika
3. Amerika Utara
4. Amerika Selatan
5. Antartika
6. Australia
Wilayah benua -kenaikan tanah di atas permukaan air- mencakup 29 persen dari total area Bumi. Lebih dari dua pertiga area benua terletak di utara ekuator. Massa continental shelves, termasuk yang berada di bawah permukaan laut yang miring secara halus dari tepi laut hingga kedalaman 183 m; pada titik tersebut dipekirakan mulai turun terjal ke dasar samudera yang disebut dengan continental slope. Apabila continental shelves masuk dalam perhitungan, maka total luas continent menjadi 35 persen dari permukaan Bumi. Pulau-pulau yang berada di sekitar benua dan masih tersambung dengan continental shelves merupakan bagian dari benua tersebut. Contoh: Inggris dan Irlandia di Eropa; Kepulauan Malay dan Jepang di Asia; Papua New Guinea, Tasmania dan New Zealand di Australia; dan Greenland di Amerika Utara.
GEOLOGI BENUA
Dalam geologi, benua lebih dikenal sebagai struktur kulit Bumi dan daerah pilihan, daripada area permukaan tanah. Ahli geofisika telah mempelajari benua dengan menggunakan seismograf yang merekam gelombang kejut (shock waves) yang dihasilkan oleh gempabumi. Data rekaman tersebut dapat memperkirakan bahwa inti Bumi panas, padat, terdiri atas inti besi-nikel (Fe dan Ni) dengan diameter 6000 km. Di sekeliling inti tersebut terdapat mantel yang panas, batuan padat dengan ketebalan 300 km, sebagian bersifat semiplastik. Pada lapisan kulit bumi, lapisan relative berupa batuan dingin dengan ketebalan antara 5-10 km di bawah laut hingga 40 km dibawah benua.
Di bawah laut, kulit bumi terdiri atas lapisan tunggal yang padat, berupa batuan basaltik yang gelap, dalam area yang luas,mengandung mineral besi-magnesium (Fe-Mg). Pada benua, lapisan ini terkubur di bawah lapisan yang lebih tebal dan berwarna lebih cerah, berupa batuan agak padat kaya akan mineral silicat-aluminium (Si-Al). Karena adanya perbedaan kepadatan, batuan yang lebih ringan berada di atas lapisan batuan basaltic. Sesuai dengan psinsip Isostasy, dimana batuan yang lebih ringan akan naik ke atas – seperti barisan gunungapi – mereka juga menunjam ke bawah; di bawah barisan tesebut, akar dari batuan ringan menunjam ke bawah menuju batuan yang lebih gelap pada kulit bumi ke kedalaman lebih dalam lagi.
Pada tahun 1960-an para ahli geologi mulai menunjukkan bukti bahwa kulit bumi tidak hanya mengapung-yaitu bergerak ke atas dan ke bawah-namun juga bergerak secara lateral. Studi sejarah dan awal continental drift disebut plate tectonics karena para ahli geologi menemukan bahwa kulit Bumi dan mantel bagian atas terpisahkan oleh lempeng semirigid. Beberapa lempeng tektonik (misalnya lempeng Pasifik) sebagian besar terdiri atas kerak samudera; lain halnya seperti Amerika Utara dan lempeng Eurasia, terbentuk dari kerak benua. Batas lempeng pada umumnya berada di tengah laut atau mendekati lepas pantai, tetapi di beberapa tempat naik dari dasar laut hingga daratan. California Barat misalnya, dimana gempabumi menimpa San Andreas dengan meninggalkan bekas patahan yang memisahkan batas antara lempeng Pasifik dan Lempeng Amerika Utara.
Pola laut dan daratan saat ini telah mengalami perubahan dalam kurun waktu jutaan tahun. Pergerakan tersebut menunjukkan tidak ada tanda perlambatan dan pengurangan jumlah, sehingga sebaran antara laut dan daratan akan mengalami perubahan secara terus menerus dalam waktu lama selama planet ini masih mempunyai energy panas untuk menggerakkan kerak bumi.
1. Periode Permian
Selama periode Permian sekitar 270 juta tahun lalu, massa kontinen Bumi secara perlahan bersamaan dengan pergerakan tektonik membentuk suatu superkontinen, Pangaea. Pangaea terdiri atas 95% massa daratan di Bumi dan dikelilingi oleh samudera Panthalassa.

2. Periode Triassic
Selama periode Triassic yang dimulai sekitar 240 juta tahun lalu, Pangaea mulai terpecah dan bagian-bagiannya mulai bergerak perlahan, membentuk dua daratan baru: Gondwanaland dan Laurasia.

3. Periode Jurassic
Selama periode Jurassic, pecahan dari Pangaea menjadi jelas. Laut Thetys terbuka antara Laurasia di utara dan Gondwanaland di selatan. Pada kontinen Gondwanaland, Amerika Selatan masih bergabung dengan Afrika dan Antarctica.

4. Periode Cretaceous Awal
Sekitar 140 juta tahun lalu, Gondwanaland dan Laurasia secara sempurna telah terpecah, dipisahkan oleh Laut Tethys. Daratan di utara ekuator seperti saat ini terbentuk selama periode Cretaceous ketika Greenland terpisah dari Eropa dan Samudera Atlantik terbuka.

5. Periode Cretaceous Akhir
Sekitar 95 juta tahun lalu, India terpisah dari Afrika dan bergerak ke arah Timurlaut sebelum menyatu dengan Asia. Eropa terpisah dari Amerika Utara, dan akhirnya Amerika Selatan terpisah dari Afrika, samudera baru -Atlantik Selatan- terbentuk. Australia dan Antarctica masih menjadi satu.

6. Bumi Saat Ini
Ini adalah bentuk bumi saat ini, namun susunan kontinen saat ini tidak permanen. Gerakan kontinen terjadi secara kontinyu, proses yang lambat, dengan kecepatan pergerakan kontinen rata-rata beberapa centimeter per tahun. Samudera Atlantik perlahan bertambah luasnya, sementara Samudera Pasifik semakin kecil.

7. Bumi 60 Tahun ke Depan
Kontinen masih tetap bergerak dengan kecepatan rata-rata beberapa centimeter per tahun. Dalam 60 juta tahun ke depan, Samudera Atlantik secara perlahan semakin lebar, kemudian Amerika dan Afrika bergerak saling menjauh. Samudera Pasifik akan menjadi lebih sempit, dan Laut Mediterania secara perlahan akan menghilang sehingga Afrika, Asia dan Eropa akan bersatu menjadi daratan sangat luas.

Penjelasan tentang tanah longsor

Tanah longsor merupakan potensi bencana geologis berupa pergerakan longsoran ke bawah berupa tanah, batuan, dan atau material yang terkena cuaca karena gravitasi. Tanah longsor merupakan salah satu fenomena alam yang tidak terkontrol yang menarik perhatian manusia karena berpotensi membahayakan keselamatan manusia. Tanah longsor berhubungan dengan masalah kemiringan, ketika stabilitas kemiringan terganggu, pergerakan menurun dengan banyak karakter memindahkan tempat. Tanah longsor sering sekali terjadi karena penebangan hutan dan aktifitas manusia lainnya.

Fenomena tanah lonsor ini biasanya dipelajari dari dua titik yang berbeda. Fenomena ini dipandang sebagai proses aksi gerak permukaan tanah yang menjadi subyek studi geologi. Geologi mempelajari fenomena longsoran sebagai satu proses exogenic denudation yang signifikan, mulai penyebab, aktifitas dan hasilnya. Sedangkan menurut studi teknik sipil meneliti kemiringan dari sudut pandang keamanan bangunan.
Tanah longsor dapat disebabkan karena :
  • Getaran-getaran bumi karena gempa, peledakan (bom,dll.)
  • Perubahan kadar air dalam tanah akibat hujan lebat atau kenaikan ketinggian muka air
  • Hilangnya penopang tanah permukaan bumi yang bisa terjadi akibat erosi
  • Peningkatan beban pada tanah yang disebabkan oleh hujan deras, salju, oleh penumpukan batu-batu lepas, atau bahan-bahan yang dimuntahkan gunung api, bangunan, sampah/limbah, tanaman
  • Pengairan atau tindakan fisik/kimiawi lainnya yang dapat menurunkan kekuatan tanah dan bebatuan dalam jangka waktu tertentu.
Tipe tanah rawan longsor antara lain
  • Longsoran translasi
  • Pergerakan blok
  • Longsoran rotasi
  • Runtuhan batu
  • Rayapan tanah
  • Aliran bahan rombakan
Dilihat dari kerentanan gerakan, tanah rawan longsor dikelompokkan sbb:
  • Zona kerentanan gerakan tanah sangat rendah
  • Zona kerentanan gerakan tanah rendah
  • Zona kerentanan gerakan tanah menengah
  • Zona kerentanan gerakan tanah tinggi
  • Pengairan atau tindakan fisik/kimiawi lainnya yang dapat menurunkan kekuatan tanah dan bebatuan dalam jangka waktu tertentu.

Tanda Awal Muncul Tsunami


Bencana tsunami biasanya banyak menelan korban nyawa, sehingga perlu ada peringatan dini untuk masyarakat. Meski teknologi sudah bisa memprediksi beberapa bencana tapi tidak ada salahnya mengenali tanda-tanda sebelum bencana terutama tsunami, agar bisa segera mengamankan diri.
Tsunami adalah serangkaian gelombang yang disebabkan oleh tanah longsor atau gempa bumi besar baik yang terjadi di darat maupun di laut. Gelombang tsunami dapat terjadi 5 menit hingga 1 jam setelah longsor atau gempa bumi. Berikut beberapa tanda-tanda awal datangnya bencana tsunami, seperti dilansir Ehow.
1.       Diawali adanya gempa bumi
       Bila Anda tinggal di dekat pantai, sebaiknya berhati-hati bila terjadi gempa bumi. Tsunami biasanya terjadi karena adanya gempa bumi yang terjadi di bawah atau di dekat laut. Tidak hanya gempa yang terjadi di daerah Anda, tetapi juga di seluruh dunia. Gempa ribuan kilometer jauhnya dapat menyebabkan potensi tsunami yang mematikan di daerah Anda.
2.       Dengarkan suara-suara gemuruh
       Banyak korban tsunami telah mengatakan bahwa datangnya gelombang tsunami akan diawali dengan suara gemuruh yang keras mirip dengan kereta barang.
3.       Perhatikan penurunan air laut
       Jika ada penurunan air laut yang cepat dan bukan merupakan waktu air laut surut, maka segeralah mencari tempat perlindungan yang tinggi. Sebelum terjadi gelombang tsunami, air laut akan terlebih dahulu surut dengan cepat dan kemudian kembali dengan kekuatan yang sangat besar.
4.       Selalu waspada pada gelombang pertama
       Gelombang tsunami pertama tidak selalu yang paling berbahaya, sehingga tetap mendekatkan diri dari garis pantai sampai keadaaan benar-benar aman. Jangan berasumsi bahwa karena tsunami kecil di satu tempat maka akan kecil juga pada daerah yang lain. Ukuran gelombang tsunami bervariasi dan tidak sama di semua lokasi. Gelombang tsunami juga bisa melakukan perjalanan melalui sungai-sungai yang terhubung ke laut.
Selain tanda-tanda tersebut, alam juga bisa memberi tanda sebelum terjadinya bencana, seperti gerakan angin yang tidak biasa, tekanan udara atau cuaca yang ekstrem dan perilaku hewan yang berubah. Para ilmuwan berteori bahwa hewan mampu menangkap getaran-getaran atau perubahan tekanan udara di sekitar mereka yang tidak dapat dilakukan manusia. “Saya tidak berpikir bahwa ini adalah indera keenam, setidaknya tidak ada yang dapat kita ukur pada saat ini,” kata Diana Reiss, Ph.D., direktur penelitian mamalia laut di Wildlife Conservation Society, berbasis di Bronx Zoo di New York City, seperti dilansir Foxnews.
Beberapa kelelawar, yang aktif di malam hari dan biasanya tidur di siang hari, menjadi sangat aktif setengah jam sebelum gelombang tsunami datang. Di Sri Lanka dan Thailand ada sebuah cerita tentang gajah-gajah berlari ke bukit satu jam sebelum tsunami tahun 2004 yang menghancurkan desa dan membunuh hingga 150.000 orang di kedua negara itu. (Teknologi Net)

PROSES TERJADINYA GUNUNG MELETUS



Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km.

Berbagai Tipe Gunung Berapi

1. Gunung berapi kerucut atau gunung berapi strato (strato vulcano)
2. Gunung berapi perisai (shield volcano)
3. Gunung berapi maar

[sunting] Ciri-ciri gunung berapi akan meletus

Gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui melalui beberapa tanda, antara lain

* Suhu di sekitar gunung naik.
* Mata air menjadi kering
* Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)
* Tumbuhan di sekitar gunung layu
* Binatang di sekitar gunung bermigrasi

[sunting] Hasil letusan gunung berapi

Berikut adalah hasil dari letusan gunung berapi, antara lain :

GAS VULKANIS
Adalah Gas yang dikeluarkan gunung berapi pada saat meletus. Gas tersebut antara lain Karbonmonoksida (CO), Karbondioksida (CO2), Hidrogen Sulfide (H2S), Sulfurdioksida (S02), dan Nitrogen (NO2) yang dapat membahayahan manusia.
Lava dan aliran pasir serta batu panas

LAVA
Lava adalah cairan magma dengan suhu tinggi yang mengalir dari dalam Bumi ke permukaan melalui kawah. Lava encer akan mengalir mengikuti aliran sungai sedangkan lava kental akan membeku dekat dengan sumbernya. Lava yang membeku akan membentuk bermacam-macam batuan.

LAHAR
Lahar adalah lava yang telah bercampur dengan batuan, air, dan material lainnya. Lahar sangat berbahaya bagi penduduk di lereng gunung berapi.

ABU LETUSAN
Yakni material yang sangat halus yang disemburkan ke udara saat terjadi letusan. Karena sangat halus, abu letusan dapat terbawa angin dan dirasakan sampai ratusan kilometer jauhnya.

AWAN PANAS
Yakni hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan. Di dalam gulungan ini terdapat batuan pijar yang panas dan material vulkanik padat dengan suhu lebih besar dari 600 °C. Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga dapat menyebabkan sesak napas.