Minggu, 04 Desember 2011

ALAM JUNGKIR BALIK SIAPA YANG PEDULI???

ALAM JUNGKIR BALIK SIAPA YANG PEDULI???

Akhir-akhir ini sering kita mendengar orang menyebut istilah climate change (perubahan iklim). Sebenarnya ada apa dengan perubahan iklim?

Pengertian dari perubahan iklim adalah perubahan komposisi kimiawi atmosfer sejalan dengan penambahan gas rumah kaca terutama karbon dioksida, metan dan asam nitrat. Sehingga kemampuan atmosfer untuk menyaring panas dari gas tersebut tidak berfungsi lagi (http://www.ofm-jpic.org/globalwarming/pdf/indonesian.pdf).



Perubahan iklim terjadi karena dipicu oleh adanya pemanasan global.

Mengapa pemanasan global terjadi?
Pemanasan global terjadi karena efek rumah kaca. Di bumi kita ini memang terjadi, karena rumah kaca mengandung gas-gas karbondioksida atau Co2. Tapi, asal muasal penyebabnya sejak revolusi industri, tepatnya pertengahan abad ke-19. Pemakaian energi fosil meningkat sangat tajam dan kemudian mengemisikan gas-gas rumah kaca. Karena intensitasnya semakin bertambah dan mengumpul di atmosfer bumi, akhirnya menyebabkan sinar matahari yang masuk ke bumi tidak bisa lagi dipantulkan keluar dan akhirnya terjadi pengumpulan panas di atmosfer.

Berapa peningkatan temperatur suhu bumi sampai saat ini?
Panas bumi dari revolusi industri hingga saat ini mengalami kenaikan rata-rata 0,6° Celsius. Tapi ada juga di beberapa daerah yang naiknya hingga 3°.

Negara mana yang paling banyak menyumbang gas karbon?
Negara-negara maju yang kehidupan ekonominya ditunjang oleh industri, seperti Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa. Juga Australia. Negara-negara itu yang berkontribusi besar pada terjadinya global warming sekarang ini.

Apakah Indonesia juga?
Indonesia baru-baru ini iya. Memang data terakhir itu memasukkan Indonesia di posisi nomor tiga penyumbang karbon atau Co2 di seluruh dunia. Tapi itu sebagian besar akibat kebakaran hutan dan konversi lahan. Sementara untuk pemakaian energi fosil, Indonesia masih relatif kecil bila dibandingkan dengan negara-negara maju. Tetapi secara akumulasi atau secara total, Indonesia di posisi ketiga sekarang ini.

Apa dampak paling nyata bagi masyarakat Indonesia?
Indonesia ini unik, karena letaknya di khatulistiwa. Jadi, ada yang berada di utara khatulistiwa dan daerah yang berada di selatan khatulistiwa. Menurut beberapa ahli iklim, efeknya agak beda. Kalau di utara khatulistiwa cenderung lebih basah. Dalam arti curah hujan masih banyak, walaupun secara keseluruhan statusnya kering. Di selatan khatulistiwa kekeringannya lebih intensif. Dengan kata lain terjadi kemarau yang panjang dengan periode musim hujan menjadi lebih pendek. Tapi ketika turun hujan, intensitasnya tinggi. Misalnya terjadi pada Februari lalu. Tapi setelah itu kan curah hujan sudah mulai jarang.

Apa bahayanya?
Bahayanya, ketahanan pangan Indonesia akan terancam. Hal itu dikarenakan ketidakteraturan pola musim yang berakibat tidak jelasnya program penanaman padi. Pertanian di Indonesia sampai saat ini kan masih tergantung pada musim. Hingga sekarang banyak petani yang gagal tanam dan otomatis gagal panen.

Apakah hal tersebut juga berdampak terhadap mata pencaharian nelayan?
Efek perubahan iklim ini juga terjadi peningkatan intensitas badai tropis. Di beberapa tempat di Pantai Selatan terjadi badai tropis dan itu ditengarai merupakan fenomena perubahan iklim yang tidak jelas. Pada akhirnya mengurangi waktu nelayan untuk melaut. Selain itu juga terjadi penenggelaman pulau. Menurut penelitian Departemen Kelautan dan Perikanan, hingga kini ada 200 dari 17.000 pulau di Indonesia yang sudah hilang.

Korelasi antara pemanasan global dan perubahan iklim?
Akumulasi gas rumah kaca menyebabkan kenaikan suhu bumi. Itu yang disebut global warming. Nah, global warming inilah yang kemudian menyebabkan terjadi perubahan cuaca. Kalau hal itu terjadi secara terus-menerus namanya perubahan iklim. Perubahan iklim ini sangat dipengaruhi pola arus. Di Indonesia angin muson barat dan angin muson timur sangat dipengaruhi temperatur dan tekanan udara, karena angin mengalir dari tekanan rendah ke tekanan tinggi. Nah, kenaikan temperatur atau global warming menyebabkan salah satu es di Kutub Utara mencair dan kemudian terjadi peningkatan debit air laut. Ini yang kemudian mempengaruhi pola-pola arus laut.

Langkah apa yang harus dilakukan pemerintah?
Sebenarnya bukan hanya pemerintah Indonesia yang harus mengantisipasi dampak global warming. Hal ini harus dilakukakan semua negara di seluruh dunia, terutama negara-negara industri maju. Karena negara industri maju itulah yang berkontribusi terhadap terjadinya pemanasan global. Kalau pemerintah Indonesia, harus bertanggung jawab atas terjadinya peningkatan emisi asap pembakaran hutan.

Kalau antisipasi itu dijalankan, apakah ada jaminan dampak global warming dapat dikurangi?
Memang kalaupun sekarang terjadi perubahan yang sangat drastis, misalnya pengurangan energi fosil dan pembakaran hutan, dampak global warming masih dapat dirasakan. Hal itu dikarenakan akumulasi gas rumah kaca yang muncul sejak zaman revolusi industri. Tapi kalau kita membiarkan industrialisasi terus berjalan, maka diprediksikan pada 10 tahun ke depan akan menyebabkan planet chaos atau suhu bumi diperkirakan naik rata-rata 2°. Kalau hal itu sampai terjadi, akan menyebabkan perubahan iklim di seluruh dunia yang sulit distabilkan.

Bukankah beberapa negara sepakat menjalankan program peduli lingkungan untuk mengantisipasi dampak global warming, seperti Kyoto Protocol? Apakah isi perjanjian itu sudah dijalankan secara efektif?

Dampak Perubahan Iklim
Perubahan iklim dalam prosesnya terjadi secara perlahan sehingga dampaknya tidak langsung dirasakan saat ini, namun akan sangat terasa bagi generasi mendatang.

Di bawah ini adalah beberapa dampak yang akan terjadi akibat perubahan iklim:
1. Mencairnya es di kutub
2. Meningkatnya permukaan air laut
3. Pergeseran musim







Dampak perubahan iklim bagi Indonesia antara lain:
1. Kenaikan temperatur dan berubahnya musim
2. naiknya permukaan air laut
3. dampak perubahan iklim terhadap sektor perikanan
4. dampak perubahan iklim terhadap sektor kehutanan
5. dampak perubahan iklim terhadap sektor pertanian
6. dampak perubahan iklim terhadap kesehatan


Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Sebagai individu kita mempunyai kewajiban untuk menekan tingkat emisi GRK yang dilepaskan ke atmosfer, yang dihasilkan dari kegiatan kita. Adapun beberapa langkah nyata yang bisa kita lakukan sebagai upaya mengurangi emisi GRK, antara lain:

1. Hemat Listrik
Gunakan penerangan dengan hemat. Penggunaan lampu hemat energi dan penjadwalan penerangan rumah secara tepat (misalnya sejak pk. 18.00-05.00) akan mengurangi konsumsi listrik rumah tangga secara signifikan.

gunakan peralatan elektronik, seperti AC, TV, radio dan komputer seperlunya saja. Jangan lupa untuk mematikan peralatan elektronik yang sedang tidak dipergunakan, misalnya matikan TV dan radio ketika hendak pergi tidur.

Usulkan untuk memberikan penghargaan kepada konsumen listrik yaitu dengan memberikan harga yang lebih rendah kepada konsumen yang menggunakan listrik lebih hemat daripada pengguna listrik besar (cont. industri).

2. Kurangi penggunaan kendaraan pribadi
Kurangi penggunaan kendaraan bermotor pribadi agar dapat menurunkan emisi GRK secara signifikan, karena emisi yang dihasilkan dari kendaraan bermotor cukup besar.

Jika terpaksa menggunakan kendaraan pribadi, upayakan untuk berbagi dengan mereka yang memiliki tujuan yang sama.

Jika harus memiliki kendaraan bermotor pribadi, pilih yang hemat BBM dengan jenis bahan bakar yang lebih bersih, misalnya BBG.

Gunakan sepeda atau berjalan kaki untuk menempuh jarak dekat. Selain dapat menurunkan emisi GRK, berjalan kaki dan bersepeda akan meningkatkan kesehatan

3. Menggunakan kendaraan umum
Gunakan kendaraan umum. Kendaraan umum merupakan cara terbaik untuk mengurangi emisi CO2 dari kendaraan bermotor.

Usulkan kepada pemda untuk menyediakan kendaraan umum yang cepat, nyaman, dan ekonomis.

4. Tanam Pohon
Tanamlah pohon di sekitar lingkungan anda tinggal. Selain berfungsi untuk menyerap emisi GRK, pepohonan juga berfungsi untuk menyegarkan udara di sekitarnya.

5. Dalam pembelian produk
Pilihlah produk lokal daripada produk impor. Secara keseluruhan produk lokal akan memberikan emisi GRK yang lebih kecil daripada produk impor yang dalam proses transportasinya dari negara asal ke Negara tujuan.


(sumber : dari berbagai website)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar