Pendahuluan---Teknologi
remote sensing (penginderaan jauh) berkembang dengan pesat sejak
eksplorasi antariksa berlangsung sekitar tahun 1960 an dengan
mengorbitnya satelit-satelit Gemini, Apollo, Sputnik, Solyus.
Kamera yang mengambil gambar permukaan bumi dari satelit memberikan informasi berbagai gejala dipermukaan bumi seperti geologi, kehutanan, kelautan
dan sebagainya. Teknologi pemotretan udara yang berkembang bersamaan
dengan era eksplorasi antariksa seperti sistim kamera majemuk,
multispectral scanner, vidicon, radiometer, spectrometer diikut sertakan
dalam misi antariksa tersebut pada tahap berikutnya.
Pada tahun 1972 satelit ERTS-1 (sekarang dikenal dengan Landsat) untuk pertama kali diorbitkan Amerika Serikat.
Satelit ini dikenal dengan satelitpemetaan, dalam waktu pendek disimpulkan bahwa data satelit tersebut potensial untuk menunjang program pemetaan dalam lingkup sangat luas. Sejak itu berbagai satelit
sejenis diorbitkan oleh negara-negara maju lain, seperti SPOT oleh
Perancis, IRS oleh India, MOSS dan Adeos oleh Jepang, ERS-1 oleh MEE
(Masyarakat Ekonomi Eropa) dan Radarsat oleh Kanada. Pada sekitar tahun
2000 sensor berketelitian tinggi yang semula merupakan jenis sensor
untuk mata-mata/intellegence telah pula dipakai untuk keperluan sipil
dan diorbitkan melalui satelit-satelit Quickbird, Ikonos, Orbimage-3, sehingga obyek kecil di permukaan bumi dapat pula direkam. Penggunaan data satelit penginderaan jauh di bidang kebumian telah banyak dilakukan di negara maju untuk keperluan pemetaan
geologi, eksplorasi mineral dan energi, bencana alam dan sebagainya.
Di
Indonesia penggunaan dalam bidang kebumian belum sebanyak di luar
negeri karena berbagai kendala, diantaranya data satelit
cukup mahal, memerlukan software khusus dan paling utama adalah
ketersediaan sumberdaya manusia yang terampil sangat terbatas.Dalam
pembahasan ini akan lebih ditekankan pada pengenalan informasi geologi
dan kondisi lingkungan geologi yang dalam beberapa hal berkaitan dengan
kondisi lingkungan di daerah pertambangan.
Prinsip Dasar
Penginderaan jauh didefinisikan sebagai suatu metoda untuk mengenal dan menentukan obyek dipermukaan bumi tanpa melalui kontak langsung dengan obyek tersebut. Banyak pakar memberi batasan, penginderaan jauh hanya mencakup pemanfaatan gelombang elektromaknetik saja, sedangkan penginderaan yang memanfaatkan sifat fisik bumi seperti kemaknitan, gaya berat dan seismik tidak termasuk dalam klasifikasi ini. Namun sebagian pakar memasukkan pengukuran sifat fisik bumi ke dalam lingkup penginderaan jauh.
Selengkapnya sumber alam karena fungsinya adalah untuk memetakan potensi sumber alam dan memantau kondisi lingkungan. Para praktisi dari berbagai bidang ilmu mencoba memanfaatkan data Landsat untuk menunjang program
Prinsip Dasar
Penginderaan jauh didefinisikan sebagai suatu metoda untuk mengenal dan menentukan obyek dipermukaan bumi tanpa melalui kontak langsung dengan obyek tersebut. Banyak pakar memberi batasan, penginderaan jauh hanya mencakup pemanfaatan gelombang elektromaknetik saja, sedangkan penginderaan yang memanfaatkan sifat fisik bumi seperti kemaknitan, gaya berat dan seismik tidak termasuk dalam klasifikasi ini. Namun sebagian pakar memasukkan pengukuran sifat fisik bumi ke dalam lingkup penginderaan jauh.
Selengkapnya sumber alam karena fungsinya adalah untuk memetakan potensi sumber alam dan memantau kondisi lingkungan. Para praktisi dari berbagai bidang ilmu mencoba memanfaatkan data Landsat untuk menunjang program
Tidak ada komentar:
Posting Komentar