Selasa, 17 Januari 2012

Global Warming Tingkatkan Ketebalan Bumi


 Bumi nampak lebih langsing beberapa milimeter setahun setelah Jaman Es, namun pemanasan global telah membalikkan proses ini.
Bobot bumi, kini beralih ke bagian tengah—akibat pemanasan global.
Mencairnya es di Antartika dan Greenland telah menambah volume lautan dan air yang terus melebihi wilayah katulistiwa, sehingga meningkatkan ketebalan bagian terluas dari planet kita ini, menurut para ilmuwan.
Bumi awalnya ‘nampak lebih langsing’ pada jaman es, yang berakhir sekitar 20.000 tahun lalu.
Selama periode geologi ini, berkurangnya temperatur permukaan dan atmosfir Bumi dalam jangka panjang, mengakibatkan berat lapisan es begitu besar sehingga bentuk kerak dan mantel Bumi berubah, yang menyebabkan terjadinya tonjolan pada pertengahannya.
Bumi tidak sepenuhnya bulat—dataran di Kutub Utara beberapa kilometer lebih dekat ke inti dari planet ini dibandingkan dataran pada Khatulistiwa.
Ini diyakini berefek rebound pada Jaman Es yang mengakibatkan planet kita menjadi lebih sempurna.
 ‘Tonjolan’ pada Khatulistiwa telah menyusut hingga satu milimeter per-tahun, menurut National Geographic.
Namun dipantau lewat pengukuran satelit Gravity Recovery and Climate Experiment (GRACE), ditemukan bahwa efek ini telah berbalikkan.
 “Terdapat hal lain yang akan mengimbangi (menyusutnya ketebalan Bumi),” ujar John Wahr, seorang pakar geofisika pada Universitas Colorado.
Tingkat pencairan es di Kutub Utara dan Selatan—yang secara keseluruhan mencapai 382 milyar ton per-tahun akan menangkal dan menetralkan efek ‘pelangsingan’. (Erabaru/DM/sua)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar