Bumi nampak lebih langsing beberapa
milimeter setahun setelah Jaman Es, namun pemanasan global telah membalikkan
proses ini.
Bobot
bumi, kini beralih ke bagian tengah—akibat pemanasan global.
Mencairnya
es di Antartika dan Greenland telah menambah volume lautan dan air yang terus
melebihi wilayah katulistiwa, sehingga meningkatkan ketebalan bagian terluas
dari planet kita ini, menurut para ilmuwan.
Bumi
awalnya ‘nampak lebih langsing’ pada jaman es, yang berakhir sekitar 20.000
tahun lalu.
Selama
periode geologi ini, berkurangnya temperatur permukaan dan atmosfir Bumi dalam
jangka panjang, mengakibatkan berat lapisan es begitu besar sehingga bentuk
kerak dan mantel Bumi berubah, yang menyebabkan terjadinya tonjolan pada
pertengahannya.
Bumi
tidak sepenuhnya bulat—dataran di Kutub Utara beberapa kilometer lebih dekat ke
inti dari planet ini dibandingkan dataran pada Khatulistiwa.
Ini
diyakini berefek rebound pada Jaman Es yang mengakibatkan planet kita menjadi
lebih sempurna.
‘Tonjolan’
pada Khatulistiwa telah menyusut hingga satu milimeter per-tahun, menurut
National Geographic.
Namun
dipantau lewat pengukuran satelit Gravity Recovery and Climate Experiment
(GRACE), ditemukan bahwa efek ini telah berbalikkan.
“Terdapat
hal lain yang akan mengimbangi (menyusutnya ketebalan Bumi),” ujar John Wahr, seorang
pakar geofisika pada Universitas Colorado.
Tingkat pencairan es di Kutub Utara dan
Selatan—yang secara keseluruhan mencapai 382 milyar ton per-tahun akan
menangkal dan menetralkan efek ‘pelangsingan’. (Erabaru/DM/sua)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar